SELAMAT DATANG!!!!!

SILAKAN MEMBACA BLOG SAYA, KALAU ADA KEKURANGAN KASIH COMMENT DI SHOUTBOX YAAAA

Sabtu, 22 November 2008

CARLOS ROA

Mungkin tak ada yang menduga jika Carlos Roa adalah mantan kiper yang terkenal garang di bawah mistar gawang. Sosok yang bernama lengkap Carlos Angel Roa itu saat ini kesehariannya sangat berbeda. Di tanah kelahirannya, Santa Fe, Argentina, saat ini Roa dikenal sebagai pendeta di Gereja Advent Hari Ketujuh. Roa memang memilih jalan hidupnya sendiri. Sebagai mantan kiper, dia lebih menuruti kata hatinya untuk mengabdikan dirinya kepada Tuhan dan Gereja.


Jika menengok ke belakang, Roa yang mendapat julukan Lechuga (Lettuce) atau Selada lantaran dia seorang vegetarian, tak bisa dilepaskan dari coretan sejarah sepak bola Argentina. Belum hilang dari ingatan bagaimana Roa berjibaku di bawah mistar gawang Tim Tango pada Piala Dunia 1998. Dialah pahlawan ketika mengalahkan Inggris di perdepalan final. Gerak refleksnya mampu mengggagalkan tendangan penalti Paul Ince dan David Batty dalam drama adu penalti.




Sayang Roa gagal membaca arah tendangan kedut yang dilesakkan Dennis Bergkamp saat Tim Tango menghadapi Belanda di perempat final. Roa beserta para koleganya di Tim Tango pun harus mengepak koper lebih dini setelah kalah 1-2. Tak hanya di level negara saja kehebatan Roa di akui. Di level pun setali tiga uang. Mungkin jika Roa tak bermain cemerlang bersama Real Mallorca, pelatih Tim Tango kala itu, Daniel Passarella, tak menempatkan Roa sebagai kiper utama di Piala Dunia 1998. Pasalnya kala itu Tim Tango masih memiliki kiper senior pada diri German Burgos dan Pablo Cavallero.


Selama membela Mallorca dalam kurun waktu 5 tahun (1997-2002), Roa mampu meriah gelar juara Piala Super Spanyol 1998, mencapai posisi ketiga La Liga musim 1998, mencapai posisi ketiga La Liga musim 1998-99 sekaligus meraih tiket Liga Champions, dan mengantarkan Mallorca menjadi finalis Piala Winers sebelum dikalahkan Lazio 1-2 di Stadion Villa Park (19/5/99).


SEMPAT PENSIUN DINI



Dalam kariernya, Roa sempat memutuskan pensuin dini. Pada akhir musim 1998-99, Roa menjadi kiper pertama yang memutuskan mundur karena alasan agama. Dia telah berulangkali berkomentar untuk berhenti dari sepak bola karena bertentangan dengan ajaran agamanya dalam hal bermain pada Sabtu. Seperti diketahui dalam Gereja Hari Ketujuh, para jemaatnya tidak diperbolehkan beraktivitas pada hari Sabat dan dalam hal ini hari Sabtu.


"Saya sangat gembira bermain sepakb ola. Tapi, saya mencari hal yang lebih baik lagi. Saya tidak takut dalam keputusan ini. Sebagai seorang Kristen, iman kita harus kuat," ucap Roa kepada Harian Clarin, kala itu. Keputusannya itu sempat membuat sedih para pendukung Mallorca. Mereka sempat meneriakkan, "Roa demi Tuhan, jangan pergi !" Roa tetap bulat pada keputusannya.


"Saya bertanya kepada Tuhan untuk memberikan kesempatan bermain di Piala Dunia, dan Dia memberikannya. Saya mau memenuhi janji saya kepada-Nya dan berhenti saat ini juga. Tentang hari Sabat atau Sabtu yang agama saya kenal sebagai Hari Ketujuh adalah alasan pertama mengapa saya meninggalkan sepak bola. Bagi Umat Tuhan, hari itu adalah hari istimewa dan kita tidak boleh diperbolehkan beraktivitas. Hal itu bertentangan dengan sepak bola yang selalu dimainkan tiap akhir pekan," lanjut Roa.


Setelah sempat off selama satu tahun dan secara tekun mempelajari agam secara mendalam demi cita-cita menjadi pendeta, Roa kembali bermain pada musim 2000-01 bersama Mallorca. Sayang, Roa hanya bermain dalam beberapa pertandingan saja karena kanker. Hingga akhir 2005 Roa lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menjalani terapi di rumah sakit. Roa akhirnya benar-benar menghilang dari sepak bola pada awal 2006 dan beberapa bulan kemudian menjadi pendeta.


Selama masih aktif, di luar sepak bola, Roa memang mengakui sebagai penganut Advent taat. Tapi, pada saat bermain, dia meminta namanya dikeluarkan dari daftar supaya tidak menjadi contoh buruk bagi umat Advent lainnya. Roa dikenal sebagai religius sejati. Dia sempat tidak bermain dalam sebuah kejuaraan Internasional pada hari Sabtu dan pergi ke kamarnya untuk belajar Alkitab.


"Pada abad 2000 kesulitan di dunia selalu datang. Perang, kelaparan, wabah penyakit, kemiskinan, dan bencana alam selalu datang. Saya melihat hal itu bisa terjadi lantaran manusia perlahan melupakan Tuhan. Saya ingin berperan menyadarkan umat manusia untuk kembali ke jalan-Nya," ucap Roa.



FAKTA MENARIK ROA



  • Orang tua Roa menjadi jemaat Advent pada 1974 setelah belajar Alkitab dari PEndeta Anibal Espada, yang sekarang menjadi Sekretaris Uni Austral di Buenos Aires.
  • Semasa kecil Roa masuk ke sekolah Advent di Santa Fe. Dia aktif dalam kegiatan PathFinder dan dibaptis di Gereja Advent.
  • Roa menikah dengan Silvia dan kemudian ikut menjadi jemaat Advent. Saat ini Roa dan istrinya dikaruniai dua orang anak, Ayelen dan Soraya.
  • Sewaktu menjalani tur di Benua Afrika bersama bersama Racing Club, Roa sempat menderita penyakit malaria. Berat badannya turun 15 kg dan hampir sekarat. Dia kemudian dipulangkan lebih dini. Dan setelah menjalani perawatan, Roa akhirnya pulih.
  • Roa selalu membawa Alkitab di dalam tasnya.



Sumber : TABLOID SOCCER

Senin, 17 November 2008

Rekor Luksemburg di PPD

Kejutan besar terjadi pada 10 September 2008 yang lalu di Stadion Letzigrund, Zurich. Timnas Swiss takluk di kandang sendiri di kaki Luksemburg ! Bagi Swiss, itu adalah kekalahan memalukan. Sebaliknya, bagi Luksemburg, kekalahan Swiss adalah kebahagiaan tiada terkira. Pasalnya, itu mengakhiri rekor buruk mereka di Pra-Piala Dunia yang tak pernah menang dalam 73 laga secara beruntun.

Di Eropa, catatan buruk mereka itu adalah sebuah rekor yang sepertinya bakal bertahan lama. Pasalnya, tim yang masih mengalami hal serupa pada saat ini, San Marino dan Malta, baru memasuki laga ke-37 dan ke-34 tanpa kemenangan





35 TAHUN

Rangkaian laga tanpa kemenangan yang dialami Luksemburg terjadi dalam 35 tahun. Sebelum menekuk Swiss pada 10 September silam, Luksemburg terkahir kali meraup kemenangan di PPD kala berhadapan dengan Turki pada 22 Oktober 1972. Kala itu, mereka kebobolan 222 gol dan hanya mencetak 21 gol.

BELGIA dan ISLANDIA


Selama tak meraup kemengan dalam 73 laga, Luksemburg hanya membukukan dua kali imbang, itu terjadi kala menghadapi BElgia (25 Oktober 1989) dan Islandia (20 Mei 1993). Kedua laga tersebut sama-sama berakhir dengan skor 1-1.


71 KALAH


Dari 73 laga tanpa kemenangan itu, 71 di antaranya berupa kekalahan. Menariknya, dari total tersebut, Luksemburg sempat dua kali menorehkan catatan kekalahan beruntun melebihi 30 kali. Antara 10 Desember 1972 dan 10 Oktober 1989, mereka menelan 32 kekalahan. Lalu, dari 8 September 1993 hingga 6 September 2008, mereka kalah 34 kali berturut-turut.


56 TANPA GOL


Hal menarik lainnya, Luksemburg tercatat tak mampu mencetak gol dalam 56 dari 73 laga tanpa kemenangan tersebut. Rentetan tak mencetak gol terpanjang terjadi antara 1977 dan 1981. Selama empat tahun, Luksemburg tak mencetak gol dalam sembilan laga secara beruntun ! Rentetan terpanjang kedua terjadi antara 2004 dan 2005. Kala itu, Charles Leweck cs. gagal menjebol gawang lawan dalam tujuh laga.


Sumber : TABLOID SOCCER


nb: sorry ga ada gambarnya.... ^_^

MENGATUR SPEED DAN AKURASI

Di lapangan tengah, dibagi menjadi dua kelompok. Satu di kanan lainnya di kiri. Sekitar 20 meter dari posisi kiper, ada satu-dua pemain yang berdiri dan bertugas mengumpan bola. Masing-masing pemain dari dua kelompok tadi, lari-sambil membawa bola- dari lapangan tengah lalu mengumpan bola ke pemain yang berdiri. Tugas pemain ini memberikan bola-bola matang kepada pemain yang lari. Lalu, diakhiri dengan tendangan jarak jauh. Tidak harus dengan kaki kanan. Kaki kiri pun, wajib dicoba.

Jenis latihan seperti ini, menitikberatkan akurasi tendangan dan kecepatan. Jika jarak pemain dengan pengumpan (pemain beridiri,Red) cukup jauh, pemain ditekankan memiliki kecepatan yang memadai. Sebaliknya, jika fokusnya akurasi tendangan, biasanya jarak berlari pemain tak terlalu jauh. Sehingga tendangan lebih mudah dikontrol. Tapi keduanya harus dicoba dan dilakukan berulang-ulang.


Sumber : TABLOID SOCCER

Kamis, 13 November 2008

KLENIK DI SEPAK BOLA

Pada awal 1980-an, seorang ahli etologi asal Inggris, Desmond Morris, membaut buku unik soal sepak bola. Dalam buku setebal 320 halaman itu, Morris membuat banyak sekali foto dalam halaman berwarna yang menunjukkan tingkah apra pemain, pelatih, fans, hingga birokrat yang menggilai sepak bola. Di jagat sepak bola, buku bertajuk The Soccer Tribes yang ditulis Morris adalah bukti otentik besarnya pengaruh klenik dalam diri orang-orang yang terlibat di lapangan. Morris membahas tuntas semua fenomena yang didapatnya dari sudut pandang antropologi.


Secara khusus, Morris menulis seratus klenik di sepak bola yang 40 persennya adalah ritus di ruang ganti sebelum pertandingan. Antara lain mengikat tali sepatu dengan cara tertentu, selalu masuk lapangan pertama atau terakhir, dan pemakaian jimat kala bertanding. Di samping itu, Morris menceritakan kebiasaan para pemain di hotel tertentu kala menjalani partai tandang. Ada yang menyuruh istrinya untuk membersihkan jendela pada hari pertandingan hanya karena ketika terakhir kali hal itu dilakukan, si pemain tampil brilian.


Kini, The Soccer Tribe sudah berumur 27 tahun dan menjadi barang langka. Guna mendapatkannya seorang kolektor harus bekerja keras dan berususah payah. Meski demikian,untuk menengok isi buku itu, kita tak perlu susah-susah, cukup menyimak pertandingan yang kerap ditayangakan di layar kaca. Meski zaman berubah dan generasi berganti, kepercayaan terhadap klenik memang masih tetap kuat hingga saat ini. Bentuknya kian beragam. Ada yang bersifat religius seperti membuat tanda salib kala masuk ke lapangan dan menunjuk ke langit setelah mencetak gol, ada pula yang berbau mistis seperti memakai gelang khusus atau mencium jimat tertentu.


BERIKUT ADALAH BEBERAPA SOSOK YANG PERCAYA TERHADAP KLENIK :


Cristiano Ronaldo


Pemain Manchester United ini selalu memotong rambutnya di salon Flanagans,Wilmslow, setiap sebelum pertandingan. Sebabnya, kala pertama kali mencetak gol unutk MU, dia sebelumnya memotong rambutnya di sana. Seusai pengakuannya kepada seorang karyawan di sana, dia tak mau kehilangan ketajamannya di mulut gawang lawan dengan memotong rambut di tempat lain.



John Terry


Dia selalu duduk di tempat yang sama di bus tim, mendengarkan CD Usher yang sama saat menuju tempat latihan, dan selalu memarkir mobil di posisi yang sama pula. Lain dari itu, bek Chelsea ini selalu buang air kecil di urinal yang sama di Stamford Bridge. "Dia bahkan rela menunggu jika urinal itu dipakai orang lain. Padahal, urinal lain kosong," kisah Frank Lampard.



Adrian Mutu


Striker asal Rumania ini memiliki kebiasaan unik. Dia selalu memakai celana dalam terbalik setipa kali dia bertanding. Maksudnya adalah menangkal guna-guna yang ditujukan padanya. "Mantra-mantra dan segala jenis kutukan tidak berlaku kepadaku karena aku memakai celana dalam terbalik," ungkap dia suatu ketika.


Gary Lineker


Kala masih aktif bermain, eks striker timnas Inggris ini tak pernah memjebol gawang lawan kala melakukan pemanasan. Jika gagal mencetak gol pada babak pertama, dia mengganti kaus yang dipakainya saat turun minum. "Jika bisa mencetak gol pada babak pertama, aku akan tetap memakai kausku. Nah, jika mengalami peruntungan buruk berkali-kali, aku akan memotong rambut sebagai cara buang sial," papar dia.


Luis Aragones


Aragones menganggap kuning sebagai warna kesialan. Di Piala Dunia lalu dia sempat menolak karangan bunga berwarna kuning dan memarahi raul Gonzalez yang datang ke tempat latihan dengan kaus kuning. "Raul, lepaskan kausmu! Lepaskan kausmu!" hardiknya. Nah, kala Spanyol sukses di Piala Eropa 2008 dengan memakai kaus bernuansa kuning di semifinal, dia berkilah, "Itu bukan kuning. Itu mustard (kuning tua kecoklatan) ".



Sumber : TABLOID SOCCER

Sabtu, 08 November 2008

PRINSIP DASAR BERTAHAN SAAT TENDANGAN BEBAS

Seringkali sebuah klub dirugikan ketika lawan mendapatkan tendangan bebas. Sebab tendangan bebas yang dilakukan lawan, kerap berbuah gol. Karena itu, saat lawan mendapatkan tendangan bebas, harus dilakukan antisipasi yang tepat. Berikut ini trik-trik agar lawan tak mengambil keuntungan maksimal dari tendangan bebas.

  • Semakin dekat letak tendangan bebas ke gawang, semain panjang pagar betis itu sendiri. Begitu pula sebaliknya.
  • Pengaturan pagar betis dilakukan oleh seorang kiper atau seorang pemain depan yang berdiri di belakang posisi bola.
  • Pengaturan pagar betis dilakukan seusai tinggi badan. Pemain paling tinggi berada di sebelah paling luar pagar betis. Semakin dalam, semakin pendek.
  • Selain pagar betis,penjagaan lawan biasanya dilakukan secara man to man marking. Posisi badan pemainbertahan semestinya berada di antara lawan dan titik tengah gawang.
  • Usahakan semua pemain bertahan naik hingga sejajar dengan pagar betis. Saat tendangan bebas dilakukan, satu-dua orang pemain mundur ke arah gawang, selebihnya mengikuti pergerakan lawan.
  • Sama seperti situasi standar yang lain,pembagian tugas harus jelas. Masing-masing mutlak mengetahui secara persis tugasnya saat tendangan bebas terjadi



Sumber : TABLOID SOCCER

RETIREMENT U-TURN XI

Banyak pemain pensiun memutuskan kembali. Kebanyakan gagal berprestasi.
Siapa saja mereka?

Dari posisi paling belakang terlebih dahulu :

GK : FABIEN BARTHEZ


Barthez pensuin pada 5 Oktober 2006. Dua bulan kemudian, dia kembali dan bergabung dengan Nantes. Namun, memutus kontraknya. Meski belum mengaku mundur, hingga saat ini statusnya masih pengagguran



RB : SIGGI JONSSSON


Cedera lutu memaksa Jonsson pensiun pada 1992. Usai sembuh, pemain asal Islandia ini kembali bermain. Haslinya lumayan, terutama sekitar 5 tahun kemudian,kala dia menjadi andalan di Dundee United. Jonsson sukses menjadi gelandang elegan Dundee selama beberapa musim.


CB : RICHARD GOUGH



Pada 2000,Gough mundur. Namun, supoerter Everton memintanya bermain. Gough tak tega. Dia merumput lagi setahun dan tampil bagus sebagai defender.



CB : LARRY LLYOD



Pada era 1980-an, Llyod dibekukan Wigan Athletic selama tiga tahun karena memaksa dimainkan. Tapi, di tahun terakhir,dia dimainkan. Sayang dia gagal tampil maksimal.


LB : KENNY SANSOM



Disia-siakan Watford pada 1994, Sansom gantung seaptu. Belakangan dia kembali bermain di klub non-liga, Chesrtsey Town. Sayang, usia yang sudah merambat 36 tahun kala itu, membuat Sansom gagal dalam usaha comeback-nya. Mantan pemain timnas Inggris ini kesulitan untuk tampil apik selama membela Chertsey dan hanya membela klub itu dalam hitungan bulan saja.


RB : GEORGE BEST


Beban berat sebagai kapten tim Manchester United dan merasa lingkungan di sekelilingnya tidak punya ambisi sama untuk meraih prestasi membaut mental George Best melemah. Minuman keras jadi pelampiasannya dalam melepas beban berat. Tak sanggup menahan beban, Mei 1972, Best mengumumkan pensuin dari sepak bola. Namun, di awal musim baru (1973-74) Best menyatakan tetap ingin bermian. Lebih dari 10 klub yang dibelanya usai membela Setan Merah, sebelum Best akhirnya benar-benar pensuin pada 1984.


CM : TEOFILO CUBILLAS



Cubillas pensuin pada 1984 di South Florida Sun. Rupanya dia masih "gatal" bermain. Mulai 1985 hingga 1987, Cubillas membela Allianza Lima. Sayang, selama dua tahun dia hanya tampil 17 kali saja.



CM : GORDON STRACHAN


Di musim 1996-97, Strachan pensuin sebanyak tiga kali ! Namun, karena dia berstatus player-manager, Strachan harus menarik ucapannya kala timnya butuh dirinya. Toh, tidak mudah. Dia hanya mampu tampil 10 kali.


LM : JIMMY GREENHOF


Greenhof mundur akibat cedera pada 1980. Namun, setelah sembuh, dia kembali. Pada Desember 1980, Greenhof bergabung dengan Crewe Alexandra. Sayang, dia tak kuasa mengembalikan ketajamannya setelah empat tahun tampil.


ST : DIEGO MARADONA


Tragei Piala Dunia 1994- terbukti menggunakan doping- membuat Maradona menjadi terhukum. Dia dikenai hukuma tam boleh main selama 15 bulan. Dengan usia yang sudah tak lagi muda kala itu,Maradona dianggap sudah hantung sepatu sebagai pemain. Dan, dia memang sudah menjalani karier pelatih di Deportivo Mandayu dan Racing Club di masa skorsing. Tapi, begitu usai masa hukuman, Maradona ternyata masih menyimpan hasrat untuk kembali bermain. Dia lalu menuntaskannya dengan kembali membela Boca Juniors pada 1995. Selama 2 musim, Maradona kembali membela Boca. Selama kurun waktu tersebut, Maradona bermain 30 kali dan gagal mempersembahakn tropi bagi Boca.


ST : ROGER MILLA


Saking lamanya masa bermain Roger Milla, eks striker timnas inggris Gary Lineker, sampai mempertanyakan kepastian usia pemain Kamerun itu. Lineker menyatakan hal itu kala melihat aksi gemilang Milla sudah berumur 38 tahun. Sebelumnya, Milla sudah dua kali mundur dari sepak bola- salah satunya pada 1987. Tapi panggilan timnas tak mampu ditolaknya. Empat tahun kemudian, Milla ikut membela Kamerun di Piala Dunia 1994 di AS.



Sumber : TABLOID SOCCER

KAMU DI KOTA MANA??

Sign by Danasoft - Myspace Layouts and Signs