SELAMAT DATANG!!!!!

SILAKAN MEMBACA BLOG SAYA, KALAU ADA KEKURANGAN KASIH COMMENT DI SHOUTBOX YAAAA

Sabtu, 30 Agustus 2008

Untitled

Postingan ini emang sengaja ga di beri judul.


Gw mau menanggapi gelar "juara" timnas Indonesia pada Piala Kemerdekaan kemarin. Gw rasa gelar mereka itu agak ngga "etis" dapatnya.

Kenapa gw bilang ngga etis?

Karena Indonesia menangnya WO, gara-gara timnas Libya mengundurkan diri waktu babak ke 2. Padahal klo mau diterusin tuh laga, mungkin timnas kita bisa menang dengan "gaya". Sebenarnya, yg gw sesalin, kenapa harus ada acara pukul-pukulan sih di ruang ganti?? yang mulai -katanya - pelatih kiper timnas Indonesia sendiri. Ini sebenarnya mencoreng muka pesepakbolaan Indonesia! Udah cukup lah liga kita aja yang rusuh, ga usah lagi ampe ke timnas juga ikut-ikutan rusuh. Bisa-bisa nanti timnas ga bisa lagi ngundang timnas atau klub elite dari luar negeri.

Intinya, kita malu-maluin negeri kita sendiri. Sudah sepatutnya kita sebagai tuan rumah menghargai tamunya. Bukannya malah bikin masalah kaya gini !

Marilah, kita semua mulai berbenah diri, bersama-sama membangun persepakbolaan Indonesia menjadi lebih baik lagi. Jaga sikap fair play kita, jangan semata-mata karena wasit atau tim kita yang bermain buruk. Ingat kawan, mereka juga manusia, pasti selalu melakukan kesalahan. Kita tidak bisa menuntut wasit bertindak seadil mungkin. Begitu juga tim atau klub kita, mereka tidak bisa terus bermain sempurna di tiap pertandingan.


Satu pesan gw (sedikit ngutip dari program olah raga nih :p) :

NO ANARKI NO TAWURAN JUST GOOD FOOTBALL AND SUPORTERS INDONESIA.

MAJU TERUS PERSEPAKBOLAAN INDONESIA !!!!

JOSEP GUARDIOLA

Berharap tuah sang legenda






Delapan Mei 2008, Presiden Barcelona, Joan Laporta membuat keputusan yang. Dia mengumumkan bahwa kursi pelatih tim senior Barcelona berubah. Frank Rijkaard yang dianggap kurang memuaskan, digantikan oleh Josep Guardiola. Siapakah dia sebenarnya? Apakah dia benar-benar seorang figur yang tepat untuk melatih tim sekelas El Barca? Untuk menemukan jawaban yang akurat, jelas butuh waktu.



Sebagai pemain, Guardiola memang hebat. Dia termasuk salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Barcelona. Gaya mainnya yang stylish, sempat membuat Barcelona cukup disegani di era 1990-2001. Figur yang selama beberapa musim dipercaya sebagai kapten tim Barcelona itu tercatat sebagai enam kali mengantarkan El Barca menjuarai Divisi Primera,2 Piala Raja, 1 Liga Champions dan Piala Winners.



Tapi, untuk membandingkan prestasinya sebagai pelatih, harap bersabar. Pengalamannya sebagai pelatih masih minim. Usai gantung sepatu dua tahun lalu, dia dipercaya manajemen Barcelona untuk melatih tim Barcelona B. Tepatnya, pada 21 Juni 2007. Tapi yang mengagumkan, bakatnya sebagi calon pelatih potensial langsung muncul. Di tangannya, Barcelona B menjuarai Tercera Division dan play-off Segunda Division. Itulah yang membuat Presiden Barca menaikkan pangkatnya menjadi pelatih tim senior. "Guardiola memiliki pengetahuan,ambisi, dan kepercayaan diri," ungkap Laporta.



Pelan namun pasti. Pengalaman Guardiola sebagai pemain berkelas dunia sedikit banyak mewarnai gaya dan metode melatihnya. Filosofi ala Guardiola yang semula kurang begitu diperhitungkan, belakangan malah diterima semua pemain. "Kami akan lebih banyak menyerang dan bertahan dengan lebih baik. Para penyerang punya kewajiban untuk bertahan dan para bek harus membantu bertahan," katanya penuh makna.



Terlihat sederhana memang, tapi sebetulnya butuh waktu untuk menerjemahkan. Karena itu, utnuk memuluskan filosofi tersebut, Guardiola bersikap tegas. Dia tak ragu-ragu mencoret pemain yang di anggap tak akan memberikan kontribusi. Sekalipun sang pemain tersebut masih berkataegori bintang. Deco dan Ronaldinho contohnya. Dua nama yang dalam beberapa musim terakhir berandil mewarnai prestasi tim, dilepas ke Chelsea dan AC Milan. Nama-nama tenar lain juga senasib. Seperti Edmilson (ke Villareal), Gianluca Zambrotta (Milan), Giovanni dos Santos (Tottenham), dan Lilian Thuram.



Berikutnya, beberapa nama yang menurut Guardiola berkualitas direkrut. Yaitu Daniel Alves (Sevilla), Seydou Keita (Sevilla), MArtin Caceres (Villareal), Gerard Pique (Man. United), dan Aleksandr Hleb (Arsenal). "Saya tidak bisa menjanjikan gelar, namun saya yakin orang-orang akan banggar kepada kami," jelas pelatih yang baru 37 tahun itu.



TALENTA,KERJA KERAS, SEMANGAT





Sepanjang memperkuat Barca, Guardiola telah ditangani beberapa pelatih hebat. Mulai dari Johan Cruyff, Bobby Robson, Louis van Gaal, dan Llorenc Serra Ferrer. Jika dilanjutkan saat berkarier di Serie-A, dia sempat dillatih Fabio Capello. Fakta itu diyakini sebagai modal plus buat Guardiola untuk menjadi pelatih berkelas. Metode kepelatihan, cara pendekatan ke pemain, dan juga kebijakan-kebijakan penting yang dilakukan pelatih-pelatih beken itu, dipercaya makin membuat "ilmu" Guardiola bertambah.



Hasilnya mulai terlihat. Tangan dingin Guardiola mulai manjur. Jelang kompetisi, El Barca melakoni beberapa uji coba. Dari lima kali uji coba, belum sekali pun Barca kalah. Menang 6-0 dari HIbernian, 5-1 dari Dundee United, mengalahkan Fiorentina 3-1, menang 5-2 dari Chivas du Guadalajara, dan menaklukan New York Red Bulls, 6-2. Gelandang Xavi Hernandez mengakui, sejak ditangani Guardiola, ada perubahan dalam timnya. Para pemain lebih kompak. "Banyak hal yang berubah jika dibandingkan dengan musim lalu. Kami bekerja keras dalam latihan,tetapi filosofinya tetap sama. Yaitu harus selalu menguasai permainan dan memainkan sepak bola menyerang," ujar Xavi pada The Courier.



Lanjut Xavi, dia bersyukur punya pelatih seperti Guardiola. Selain tahu banyak tentang Barca, Guardiola paham dengan karakter dan jeli untuk memaksimalkan potensi pemain. "Dia mengurusi hal-hal detail. Tetapi detail-detail kecil itulah yang akan menentukan apakah Anda akan memenangi sebuah pertandingan atau kalah." beber Xavi. Thierry Henry juga berpendapat serupa. Strategi menyerang ala Guardiola bisa diterjemahkan semua pemain. "Perbedaannya dengan tahun lalu adalah ketika menyerang kami menekan lawan sebaik mungkin. Pada saat yang sama, ada pemain-pemain lain yang siap konsentrasi di pertahanan," kata Henry.



Di kalangan suporter, idem ditto. Meski belum melakoni kompetisi resmi, sejauh ini mereka puas dengan apa yang dilakukan Guardiola. Menanggapi apa yang ditunjukkan sepanjang awal musim, Guardiola pernah berujar," Saya sangat percaya pada talenta, kerja keras, dan semangat. Saya tahu bahwa kami harus bekerja dengan keras dan cepat, agar menjadi kuat sejak awal,"



Sumber : Tabloid Soccer

Sabtu, 02 Agustus 2008

TANDUK BANTENG TERTAJAM

Telmo Zarraonaindia Montoya



Pencetak gol tertinggi Divisi Primera dalam semusim. Peraih trofi Pichichi terbanyak sepanjang sejarah.


Namanya mungkin tak setenar Alfredo di Stefano, Ferenc Puskas, bahkan, Hugo Sanchez. Tapi, secara prestasi, Telmo Zarraonaindia Montoya alias Telmo Zarra lebih hebat dibandingkan empat striker itu. Dialah peraih terbanyak Trofi Pichichi sepanjang sejarah. Enam kali dia mendapat gelar top skorer. Melebihi di Stefano dan Sanchez yang meraihnya 5 kali. Sebuah prestasi yang sulit dipecahkan pemain mana pun saat ini.


Zarra mengawali karier sepak bolanya pada suai 18 tahun. Lantaran sikap primodial masih sangat kuat pada zaman itu - Perang Sipil Spanyol terjadi antara 1936 dan 1939, pemain kelahiran Asua, 20 Januari 1921 itu lebih banyak berkutat di daerah kelahirannya termasuk wilayah suku Basque.

Atas saran sang kakak Tomas Zarraonaindia, kiper peraih Trofi Zamora musim 1930-31, putra dari Don Telmo Zarraonaindia Salazar dan Tomasa Montoya - keduanya gipsi - bergabung dengan Erandio yang bermain di Divisi Segunda pada 1939. "Keluarga menjadi awal perkenalan saya dengan sepak bola. Sepak bola tak ubahnya candu bagi saya da kakak saya. Membuat saya ketagihan untuk terus main, main, dan main," ujar Zarra saat diwawancarai pada awal 2005.

Tak butuh waktu lama bagi Zarra untuk mendapatkan klub yang lebih besar. Hanya satu tahun membela Erandio, bakat Zarra langsung terendus klub terbesar Basque, Atlhletic Bilbao. Di kllub itulah puncak ketenaran diraihnya. Memang dia "hanya" mempersembahkan satu gelar Divisi Primera dan empat Copa dl Generalisimo. Tapi, tengok catatan pribadinya.

Zarra merupakan striker tertajam pada massanya. Dari 277 penampilan di liga berkostum Bilbao, dia berhasil mencetak 251 gol. Dialah pencetak gol terbanyak Divisi Primera sepanjang sejarah dengan 38 gol yang dibuatnya pada musim 1950-51. Meski Hugo Sanchez bisa menyamainya pada 1989-90, catatan yang dibuat Zarra lebih hebat. Sebab, saat itu jumlah laga Divisi Primera hanya 26, lebih sedikit 12 partai dari musim yang dilakoni Madrid pada era Sanchez. Luar Biasa !

PIALA DUNIA 1950


Prestasi apik yang ditunjukkan Zarra selama membela Bilbao membuat dia di panggil untuk memperkuat timnas Spanyol. Satu-satunya kompetisi antarnegara yang dia ikuti adalah Piala Dunia 1950. Sayang, pada final four yang dilaksanakan di Stadion Maracana BRasil, Zarra dkk tak kuasa membendung Brasil dan Swedia. La Furia Roja hanya bisa menahan imbang Uruguay yang akhirnya menjadi juara, pada laga perdana. Hasil yang membuat Spanyol terpaku di dasar klasemen. "Jujur saja, saya merasa kecewa karena kami gagal dan terbenam di dasar klasemen," ujar Zarra.


Meski demikian, tetap ada catatan manis yang dibuat Zarra. Salah satunya adalah gol yang dibuatnya ke gawang Inggris pada penyisihan grup. Gol yang memastikan kemenangan Spanyol 1-0 itu dicetak dengan indah. Tembakan melengkungnya melewati kepala kiper Bert Williams. "Saat itu saya melihat posisi kiper dan mencoba mencetak gol. Itu saja," ujar pemain yang mencetak 4 gol sepanjang kejuaraan itu.


Empat gol yang dicetak di Piala Dunia itu menggenapkan torehan gol Zarra selama berkostum Spanyol menjadi 20 gol. Total, dari 20 partai yang dilakoninya, pemain yang mengawali debut timnasnya melawan Portugal itu mencetak 20 gol. Salah satu partai yang dijalaninya adalah ketika Spanyol menang 6-3 atas Swiss (19/2/51). Saat itu, dia mencetak empat gol kemenangan Spanyol. Partai melawan Swedia empat bulan setelahnya menjadi laga terkahir dia di timnas. Dia ingin fokus membela klubnya.


Pada pengujung kariernya dan selepas dari Bilbao, Zarra sempat memperkuat dua klub Divisi Segunda, Indautxu dan Barakaldo. Setelah itu dia memutuskan untuk gantung sepatu. Lantas, apa nasihat dari Zarra untuk pebola generasi saat ini? "Berhati-hati, jangan terlalu memforsir latihan, dan lakukanlah selalu yang terbaik," tandas penyerang tertajam di Liga Spanyol itu.


DIJADIKAN NAMA PENGHARGAAN


Manusia mati meninggalkan gading. Jasa-jasa yang besar bagi persepakbolaan Spanyol membuat kepergian Telmo Zarra pada 23 Feburari 2006 meninggalkan duka. Sehari sebelum penguburannya, pada partai kandang Athletic Bilbao melawan Villareal, dilakukan penghormatan terkahir oleh publik San Mames (26/2/06).


Tak cuma itu. Untuk mengenang kehebatannya, harian
Marca memberikan penghargaan khusus yang dinamakan Trofi Zarra. Trofi itu diberikan kepada pemain Spanyol yang mencetak gol terbanyak dalam satu musim di Divisi Primera dan Segunda.



Fakta ZARRA




Nama Lengkap : Telmo Zarraonaindia Montoya
Lahir : Erandio (Spanyol), 20 Januari 1921
Wafat : Bilbao (Spanyol), 23 Feburari 2006

Karier klub :
Erandio (1939-40)
Athletic Bilbao (1940-1955)
Indautxu (1955-56)
Barakaldo (1956-57)

Caps/Gol : 20/20
Debut timnas : Protugal 2-2 Spanyol, 11 Maret 1945
Partai terkahir timnas : Swedia 0-0 Spanyol, 17 Juni 1951

Penghargaan :
Divisi Primera (1942-43)
4 Copa del Generalisimo (1942,1943,1944,1949)
6 Trofi Pichichi (1944-45, 1945-46, 1946-47, 1949-50, 1950-51, 1952-53)


Sumber : Tabloid Soccer

ALVES DALAM SEJARAH EREDIVISIE


Mencetak tujuh gol dalam satu pertandingan adalah sesuatu yang sangat spesial dan fenomenal. Itulah yang dilakukan striker asal Brasil, Afonso Alves, 7 Oktober 2007 yang lalu. Dia menjaringkan tujuh gol kala klubnya waktu itu, Heerenveen, menggulung Heracles Almelo dengan skor sangat telak, 9-0.

Kesuksesan itu secara otomatis memasukkan Alves ke buku sejarah Eredivisie sebagai pemain pertama yang mampu mencetak tujuh gol dalam satu pertandingan. Namun, di manakah sebenarnya kederadaan Alves di buku rekor Eredisvisie?


Di atas Cruyff dan Van Basten


Marco van Basten

Johan Cruyff

Catatan tujuh gol Laves membuatnya berada di atas dua pemain legendaris Belanda, ohan Cruyff dan Marco van Basten. Keduanya hanya pernah mencetak enam gol dalam satu pertandingan. Cruyff melakukannya kala Ajax Amsterdam menekuk AZ Alkmaar 8-1 pada November 1970, sementara Van Basten menorehkannya saat Ajax membantai Sparta Rotterdam dengan 9-0 pada 9 Desember 1985. Selain mereka berdua, ada dua pemain lain yang berhasil menorehkan prestasi serupa. Mereka adalah Pierre kerkhoffs dan Dirk Lammers. Kerkhoff mencetak enam gol ketika SC Enschede menang 10-1 atas Sittardia pada musim 1959-60. Sementara itu, Lammers melakukannya pada 14 Desember 1958 saat DOS menaklukkan Holland Sport 10-0.


Di bawah Schouten

Henk Schouten


Meski berada di atas dua legenda Belanda, prestasi Alves ternyata belum mampu menumbangkan rekor lama yang telah bertahan selama 51 tahun. Sang pemegang rekor adalah Henk Schouten, striker legendaris Feyenoord. Pada musim 1955-56, dia membuat sensasi dengan menceploskan sembilan gol dalam satu pertandingan. Stadion De Kuip, 2 april 1956, menjadi saksi bisu kegemilangan Schouten. Pada hari itulah dia menciptakan sensasinya kala Feyenoord menggebuk De Volewijckers dengan skor 11-4.


Sumber : Tabloid Soccer

KAMU DI KOTA MANA??

Sign by Danasoft - Myspace Layouts and Signs